Istilah freeware lebih mengacu pada paket-paket program yang mengizinkan redistribusi tetapi bukan pemodifikasian (dan kode programnya tidak tersedia). Freeware didistribusi dalam form biner tanpa ada biaya lisensi. Freeware sering digunakan dalam program promosi sebagai software tambahan pada penjualan software berpemilik dan juga untuk meningkatkan penjualan.
Banyak software gratis atau freeware (free software) kualitasnya menyamai kualitas software berbayar, bahkan ada yang menyebutkan memiliki kualitas lebih. Saya sendiri termasuk penikmat beberapa freeware, mulai dari pemutar musik, video, converter, antivirus, dll.
Ada hal yang sudah lama menjadi pertanyaan dibenak saya, “Apa tujuan pembuat freeware atau software gratis?” pertanyan ini juga pernah saya terima dari beberapa teman. Setelah Googling mencari jawaban pertanyaan tersebut, setidaknya ada dua alasan mengapa seseorang membuat freeware, yakni :
1. Agar dikenal. Dengan kata lain, menggratiskan produk merupakan bagian penting dari pemasaran, promosi atau bisnis. Tapi tidak semua pembuat freeware memiliki motivasi seperti ini. Keberadaan Linux yang mulai banyak digunakan di Indonesia sejak tahun 1995-1996, sangat tidak realistis jika tujuannya adalah pemasaran, begitu juga dengan Open Office dan beberapa freeware lainnya.
2. Ibadah atau beramal. Jika pembuat software adalah orang yang beragama, alasan ini cukup realistis. Tapi bagaimana dengan orang atheis? Tidak dapat dipungkiri kebanyakan pembuat software gratis adalah orang Eropa dan Amerika, banyak diantara mereka yang atheis alias tidak beragama, tidak percaya adanya Tuhan dan logisnya tidak percaya surga dan neraka, ini berarti tidak percaya adanya manfaat berbuat baik dan buruk.
3. Sebagai uji coba sebelum merilis aplikasi yang sesungguhnya. Aplikasi dalam tahap beta, misalnya, semuanya didistribusikan sebagai freeware. Ada beberapa aplikasi freeware yang dikeluarkan dengan beberapa pengurangan fungsionalitas. Harapannya, jika pengguna puas dengan aplikasi freeware tersebut, dan ingin merasakan fungsionalitas yang lebih, ia tidak akan ragu untuk membayar.
4. Dan yang terakhir adalah, donasi dari para pengguna yang puas. Di luar negeri, para programmer freeware tidak sulit mendapatkan donatur. Hm, kayaknya yang terakhir agak sulit ditemukan di Indonesia ya?
Alasan tersebut sampai saat ini masih belum dapat memuaskan
Wednesday, July 28, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment